Sunday, 31 October 2010

can you hear me?

Ia duduk disebelahku. Matanya tertuju pada laptop yang menyala terang. Tiba-tiba ia menemukan suatu hal menarik. Ia menceritakannya padaku. Aku senang mendengarkan ia bercerita dengan semangatnya. Menurutku, ia sangat pintar bila sedang serius bercerita. Aku suka orang pintar. Ia tau segalanya. Aku bisa bertanya apapun padanya dan dengan sedemikian rupa, ia akan menjelaskan semuanya kepadaku. Ia kembali bercerita panjang lebar. Aku menjadi semangat pula mendengarkannya. Aku menganggukkan kepala sambil sesekali mengernyit dan menggelengkan kepala. Ia menoleh kepadaku, bertanya apakah aku mengerti. 
Aku terdiam sebentar dan mencoba mencerna perkataannya sebelumnya. Kemudian, aku mengangguk. Ia kembali sibuk dengan laptop yang menyala tersebut dan kembali bercerita

Ia berdiri mondar-mandir. Bercerita tentang masa lalunya. Aku mendengarkan dengan serius. Mencoba menghubungkan setiap benang merah yang ada. Aku kebingungan. Sesekali aku bertanya untuk menegaskan agar aku tidak salah menangkap ceritanya. Ia menjelaskan kembali. Aku mengangguk. Ia kembali bercerita, sambil sesekali menghela napasnya. Aku tau berat baginya menceritakan hal ini. Tapi aku tetap setia mendengarkan ceritanya. Aku menghormatinya. Beragam cerita melompat-lompat dari bibirnya. Ia duduk, kemudian berdiri, kemudian duduk kembali. Aku tau perasaan kesal dan kecewanya. Aku menangkapnya. Aku berempati terhadapnya. Ia terus bercerita. Aku tak bosan mendengarkan

Ia memasukkan sebuah martabak keju ke mulutnya. Kemudian, ia bercerita tentang negeri kesayangannya. Sebuah negeri dimana beribu-ribu misteri terkubur. Beribu-ribu cerita mistik hilir mudik. Negeri kesayangan Tuhan dengan segala isi didalamnya. Ia bercerita kesukaannya saat belajar. Ia bercerita makanan kesukaannya. Ia bercerita tempat kesayangannya. Ia bercerita tentang teman-temannya. Ia bercerita tentang sekolahnya, gurunya, segalanya. Aku seperti terbius masuk kedalam dunianya. Aku selalu suka ceritanya. Seperti menonton sebuah buku, detail tetapi aku tak butuh membacanya. Aku suka semangatnya bercerita kepadaku

Kemudian...
Aku membuka bibirku. Aku ingin bercerita tentang hidupku, agar ia tahu seperti apa aku. Aku sudah menyiapkan berbagai cerita di benakku. Aku sudah mengumpulkan segala semangatku untuk bercerita. Saat setiap kata meluncur dari bibirku, aku menoleh ke arahnya. Ia memandang kosong ke arah lain. Ia tidak mendengarkanku.




-amelia-

aku menolak berbagi

Aku menolak berbagi
Bukan, bukan aku serakah
Aku hanya tak suka berbagi
Aku hanya ingin satu bagian utuh saja
Cukup untukku sendiri
Aku tak butuh lebih, aku butuh satu utuh
Tanpa direbut yang lainnya
Tanpa syarat, tanpa paksaan
Utuh hanya untukku sendiri
Selamanya


ps: bukan aku serakah

Friday, 29 October 2010

aku tak suka jatuh cinta

Aku tak suka jatuh cinta
Karena aku tak bisa menyiapkan diriku tersakiti di kemudian hari
Aku percaya, setiap cinta pada manusia hanya akan menyakiti aku
Itulah mengapa aku belajar terus untuk mencintaku Tuhanku
Hanya Dia yang tak mungkin pernah menyakiti hatiku
Aku tak suka jatuh cinta
Karena akan selalu ada lubang hati pada akhirnya
Luka menganga yang tak bisa sembuh
Walau katanya waktu akan mengobati
aku tak percaya. Tak pernah
Aku tak suka jatuh cinta
Karena aku terlalu mudah terlena pada kata-kata
Hatipun tak bisa menutup kesukaanku padanya
Karena aku terlalu mudah jatuh cinta
Aku tak suka jatuh cinta

Thursday, 28 October 2010

song #3 : if I fell in love with you

let's do some beatles again yeay

If I fell in love with you
Would you promise to be true
And help me understand
'cause I've been in love before
And I found that love was more
Than just holding hands

If I give my heart to you
I must be sure
From the very start
That you would love me more than her

If I trust in you oh please
Don't run and hide

If I love you too oh please
Don't hurt my pride like her

'cause I couldn't stand the pain
And I would be sad if our new love was in vain
So I hope you see that I
Would love to love you
And that she will cry
When she learns we are two
If I fell in love with you 

Monday, 25 October 2010

song #2 : all my loving

well...let's refresh some beatles' song

Close your eyes and I'll kiss you,
Tomorrow I'll miss you;
Remember I'll always be true.
And then while I'm away,
I'll write home ev'ry day,
And I'll send all my loving to you.

I'll pretend That I'm missing
the lips I am missing
And hope that my dreams will come true.
And then while I'm away,
I'll write home ev'ry day,
And I'll send all my loving to you.

All my loving I will send to you.
All my loving, darling I'll be true.

Close your eyes and I'll kiss you,
Tomorrow I'll miss you:
Remember I'll always be true.
And then while I'm away,
I'll write home ev'ry day,
And I'll send all my loving to you

All my loving I will send to you.
All my loving darling I'll be True.
All my loving All my loving ooh
All my loving I will send to you


ps: just to remind you, everysingle journeys we've spent :D

we were there :D

Tuesday, 5 October 2010

Wangi Teh Melati

Aku suka wangi teh melati. Menenangkan, menyenangkan. Aku suka menenggak segelas teh melati setiap bangun tidur, sore hari dan sebelum tidur. Wanginya menemaniku dalam setiap detik kehidupan yang aku terima dari Tuhan. Ada beragam merek yang pernah aku coba. Tapi, tak peduli mereknya, harganya, aku suka teh melati. Aku akan menyeduhnya dengan air panas yang baru saja mendidih. Kemudian, aku akan menunggu sampai warnanya menjadi tua dan pekat.

Aku sedikit menghirupnya saat panas-panas. Ada rasa pahit dibalik wanginya, pahit menyegarkan. Aku suka rasa pahitnya. Menyadarkanku tentang keseimbangan. Dalam setiap wangi melatinya yang sangat menakjubkan, tersimpan rasa pahit pekat yang tak hilang.

Woow...begitu hebat Tuhan menciptakan teh melati.


-amelia-

Monday, 4 October 2010

Semuanya Tentang Hujan

Di tepian laut, bongkahan hujan kecil-kecil turun ke bumi. Aku kebasahan, kedinginan. Tapi aku menyenanginya. Lebih menentramkan diriku dengan keberadaannya. Aku bisa bersembunyi dibalik tengkuknya. Sembunyi dari kesukaanku pada dirinya. Tak pernah tersebut sebuah kata keluar dari ucapku. Tak juga dia, aku pikir selamanya

Di sebuah kota dingin diatas bukit aku menunggunya. Di bawah payung melingkar diantara hujan. Aku tak suka menunggu, tapi aku tetap menunggunya. Janji kami untuk bertemu bintang. Tapi, tak pernah ada bintang dalam hujan. Maka tak pernah terwujud janji diantara kami

Di sebuah negara kecil aku duduk melahap makan malamku. Dia bertanya apakah dia bisa makan bersamaku. Aku tak suka berada bersama yang lain. Aku ingin berdua dengannya, menunggu hujan reda. Berceloteh kami tentang kita. Berceloteh tentang cerita lama, tentang masa ke masa. Tetapi, masa itu telah lewat, terpisah rentang. Hujan tetap menemani kami dan aku tetap saja berceloteh. Aku tak peduli

Di antara ribuan orang yang hilir mudik diantara kami. Kita bercengkrama dalam ribuan titik air jatuh. Dingin menusuk tulangku, tapi aku mengacuhkan rasanya. Selalu hujan berselang diantara waktu yang kami punya. Berjuta kata tumpah ruah tanpa jeda berayun berderet. Segala cerita penting-tak penting yang tak jelas akhir. Biarlah, yang penting aku bahagia. Ah...selalu saja ada hujan