Tuesday, 28 June 2011

lullaby # 4

tidurlah dengan membawa kerinduan akan kebahagiaan esok hari


-him-

Wednesday, 22 June 2011

lullaby # 3

aku selalu merindu bulan sabit terbit melalui seutas senyumanmu

Monday, 20 June 2011

kompilasi gombal # 4

punya uang 100.000? | wah, gak punya uang sebanyak itu | kalo cinta? satuuuu aja, punya?

Sunday, 19 June 2011

lesson for today #15

saat cinta terlalu berlebihan untuk disampaikan lewat tindakan, kadang saat itulah lisan dapat mewakili segalanya


-amelia-

Thursday, 16 June 2011

lesson for today #14

Love Me Professionally Personal


-amelia-

Tuesday, 14 June 2011

reminder #5

saya menempel lilin sisa kue ultah saat saya berulang tahun dua minggu yang lalu
kue-nya sih disponsori oleh bos saya yang cihuy, dimana selalu membelikan kue saat pelaksananya ultah
lilinnya sudah menghitam di sisi angkanya, karena keseringan saya bakar untuk menempelnya di sudut atas monitor saya. teman-teman saya biasanya yang mencopotnya, biar saya ngedumel karena usia saya memang masih jauh lebih muda dibanding kebanyakan teman-teman seangkatan di kantor

23
itu angkanya
lahir di tahun kembar 88
di bulan kelima di tahun Masehi
ah, lewati masalah kapan saya lahir
yang pasti sudah 23 tahun, Allah memberikan kemurahan kepada saya untuk tetap menikmati udara secara cuma-cuma (kecuali saat diving doang, saya mbayar buat napas)
beberapa tahun terakhir ini, saya bertambah takut kalo saya bikin salah, dan dimarahin Tuhan
jadi, setiap saya lagi ditimpa masalah atau bencana, saya tau dan yakin berarti Tuhan lagi "menoyor" jidat saya, untuk mengingatkan saya agar tidak melewati batas
seorang teman saya pernah berkata "untung kalo Tuhan masih mau ngingetin elo. jangan sampe tiba-tiba Tuhan udah males buat ngingetin elo, dan elo dibiarin aja". jedar!!!
baiklah, dari 23 tahun (sekarang lewat 17 hari), saya terngiang lagi surat Ar-Rahman, surat ke 55 dalam Al-Qur'an
bagian yang paling saya resapi? pastilah yang ini

فَبِأَيِّ آلاءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ

disebutkan sebanyak 31 kali. artinya "Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?"
maka, nikmat Tuhan yang mana yang telah kita dustakan?
oke , pertanyaan itu buat saya juga
saya pasti gila jika mengingkari apa yang Tuhan telah berikan kepada kehidupan saya selama ini
tapi kadang, tidak mungkin saya pungkiri, melihat keatas itu sangat menyenangkan dibanding melihat kebawah. tapi kadang, saya kelamaan ngeliat keatas, sehingga lupa untuk melihat kebawah
kadang, saya masih aja iri sama temen yang bisa jalan-jalan ke Eropa, sementara saya "ngarep!!"
saya lupa bahwa saya masih dikasih kesempatan bisa balik pulang ke Palembang pake pesawat
saya lupa bahwa saya masih dikasih rejeki lebih buat ke kantor naik kereta express 
saya lupa bahwa saya masih dikasih rejeki bisa masuk ke mol mewah di Jakarta
ah itu dia. lupa. kebiasaan buruk saya. mungkin lupa, atau sengaja melupakan
ah itu dia. saya lupa mengalihkan pandangan untuk melongok ke atas dan kemudian melihat ke bawah
banyak sekali orang-orang yang tidak punya kesempatan sebesar saya
saya lupa bahwa banyak orang-orang yang bahkan melihat pesawat dari kejauhan di udara tinggi sana
saya lupa bahwa banyak orang yang harus bergencet di kereta ekonomi. boro-boro bergencet, ditambah mereka harus berjualan apapun, untuk tetap bertahan hidup
iya itu dia. saya lupa. baiklah saya memang pelupa. atau sengaja kelupaan?
ah saya akan berusaha mengingat baik-baik hal ini

kompilasi gombal # 3

maap bu, bisa saya lihat simnya? | ilang pak | stnk? | abis masa berlaku | ktp?  | lg diurus perpanjangan | id lain? | surat kepemilikan hati, mau pak?

Friday, 10 June 2011

kompilasi gombal # 2

eh titip dong ambilin yoghurt | mo rasa apa? | apa aja deh | rasa cintaku mau?

kompilasi gombal # 1

softlensnya warna-warni ya? | enggak ah | oh,berarti mata kamu yang seperti pelangi

lullaby # 2

katakan, saat waktu akan berakhir dalam semalam, apa yang akan kamu lakukan? | minum kopi bersamamu sambil bercerita rencana kita di surga

lullaby # 1

what are you doing? | staring at the stars. ah, i hate when you're not around | we're staring at the same stars, i always be around 

Tuesday, 7 June 2011

lesson for today #13

I may not have tomorrow to love you, so I'm loving you today

-amelia-

Saturday, 4 June 2011

toko kopi #2

Esoknya, dengan tergesa Aro melecut sepedanya untuk kembali ke toko kopi itu. Jam bandulnya sudah menunjukkan angka 19.55, sementara ia masih berjarak sepuluh menit ke toko kopi itu. 

“rapat sialan!!” rutuknya sambil tak berhenti memacu sepedanya menembus kegaduhan kota.

Sesampainya di toko kopi itu, Ia langsung melongok ke meja seberang, saat jam bandulnya menunjuka angka delapan dengan jarum panjang di angka lima. 

“terlambat lima menit!!” makinya dalam hati. 

Raut kecewanya terbit. Ia melirik Doni, yang hanya menggelengkan kepalanya. Ia duduk bersender lelah dibalik meja favortinya dan mengeluarkan netbooknya. Ia kembali melirik jam bandulnya. Tiba-tiba si wanita datang dan menghampiri Aro. Ia tersenyum sambil melirik ke dalam genggamannya. Ada sebuah jam bandul kecil, hampir menyerupai milik Aro. Ia merobek sebuah kertas kecil dari buku hijaunya. Ia menuliskan sesuatu diatasnya, yang kemudian ia sematkan didalam netbook Aro yang berada diatas mejanya. Setelah puas tersenyum, ia kembali ke mejanya, yang kini berganti posisi di sudut yang tertutup oleh beberapa pengunjung. Aro terkesiap. Ia kebingungan dan kemudian melirik meja seberangnya. 

“tetap kosong,” batinnya.

Setelah melirik jam bandulnya dengan kecewa, matanya tertegun dengan sebuah kertas kecil warna putih. Tulisan tangan yang rapih berjejer empat huruf kapital. 

“K.A.M.U”. singkat saja pesan itu. 

Aro kebingungan mencari asal usul kertas itu. Tak berapa lama, ia menangkap sosok tak asing yang sedang menulis sambil menyembunyikan senyumnya. Aro mengambil kertas putih itu, memasukkan netbook ke dalam tasnya, kemudian bangkit dari duduknya. Jam bandul itu pun tak diliriknya lagi dan langsung dimasukkan kedalam kantong celananya. Dengan senyum terkembang, Aro melangkah ke arah si wanita. Senyumnya makin terkembang saat si wanita juga melongok ke arahnya. Berhenti sejenak, Aro melihat kedalam genggaman si wanita. Jam bandul yang serupa dengan kepunyaannya. Ia menyodorkan tangannya . 

“ARO” ucapnya yang dibalas sebuah senyuman khas si wanita. 

Senyuman favorit Aro